Jenis-jenis Media Tanam Organik dan Anorganik. No 1 yang sering dipakai untuk hidroponik
Hobi budidaya tanaman sekarang semakin digemari kaum milenial. Bukan cuma bisa memanen sayuran atau buah sendiri, tapi hobi menanam atau berkebun juga mampu menghasilkan cuan sampai jutaan rupiah per bulan. Lumayan banget, kan!
Sebelum itu, perlu diketahui terlebih dulu beragam jenis media tanam organik dan anorganik. Nantinya, media tanam organik dan anorganik akan digunakan sebagai tempat pertumbuhan atau tempat budidaya bibit tanaman. Secara lengkap pembahasan mengenai media tanam organik dan anorganik, akan dibahas di artikel berikut. Mari kita simak, yuk!
Apa perbedaan media tanam organik dan anorganik?
Pada dasarnya, media tanam organik dan anorganik adalah bagian penting dari proses budidaya tanaman sayur maupun buah. Kalau media tanam organik, berarti bahan tempat budidaya memakai organisme hidup.
Sedangkan, media tanam anorganik adalah tempat atau media tanam yang memakai bahan dari unsur mineral tinggi atau proses pelapukan di dalam bumi.
Jenis-jenis media tanam organik dan anorganik.
Adapun jenis-jenis media tanam organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
1. Rockwool Cultilene Asli (produk import dari Belanda).
Media tanam organik dan anorganik yang cukup populer adalah jenis rockwool. Sangat cocok sebagai media tanam untuk kebun akuaponik, hidroponik, atau jenis kebun organik lainnya. Tinggal menyesuaikan saja sesuai kebutuhan.
Rockwool dibuat dari bahan batu basalt yang dipanaskan. Sepintas, mirip seperti spons pencuci piring yang berwarna kuning. Akan tetapi, lebih ringan dan dapat menyerap air.
2. Hidroton (produk Import dari Jerman).
Umumnya, hidroton dibuat dari tanah liat yang sudah dipanaskan sampai lebih dari 1.200 Celcius. Terdapat pori-pori atau rongga udara dan berbentuk bulat. Rongga udara inilah yang membuat hidroton cocok sebagai media tanam organik maupun anorganik karena sirkulasi udara yang lancar bagi akar tanaman.
Direkomendasikan untuk mencuci hidroton sebelum dipakai agar bebas dari kotoran dan tidak ada partikel debu yang menyumbat rongga udara.
3. Cocopeat/ sabut kelapa.
Selanjutnya, media tanam organik dan anorganik adalah cocopeat atau yang lazim disebut sabut kelapa. Ada banyak limbah sabut kelapa di sekitar kita. Seperti di pasar tradisional, pedagang es kelapa, dan lainnya. Ternyata, limbah sabut kelapa dapat diproses menjadi media tanam yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Biasanya, cocopeat bisa dimanfaatkan dalam persemaian benih/ bibit tanaman. Karena, teksturnya kering, cocopeat juga cocok untuk media tanaman hias indoor.
4. Arang sekam.
Berikutnya, media tanam organik dan anorganik yang bisa dicoba adalah arang sekam. Keunggulan arang sekam yaitu dapat mempertahankan kelembaban, sirkulasi udara, serta menyimpan air dan nutrisi.
Tak hanya itu, arang sekam juga tahan penyakit dan hama. Sebab, telah melewati proses sterilisasi dan pembakaran sekam.
5. Media tanam organik tanah.
Membahas tentang media tanam organik dan anorganik, tentunya tidak akan luput dari tanah atau pasir yang subur. Untuk menanam bunga, sayuran, buah-buahan, tanah sangat subur dan siap langsung dipakai secara instan.
Sangat ideal untuk urban farming, vertical garden, maupun budidaya tanaman di lahan terbatas seperti pot/ polybag/ planter bag. Tanah yang dipakai sudah melalui proses dengan bahan alami. Seperti daun teh, pupuk kandang, kompos, dan bakteri penyubur. Itulah sebabnya, tanaman akan tumbuh subur dan bebas hama.
Dimana mendapatkan media tanam organik dan anorganik yang terpercaya?
Bingung dimana tempat belanja media tanam organik dan anorganik yang bagus dan harga terjangkau? Golden Farm 99 adalah platform webstore yang ideal untuk solusi kebutuhan agrikultur kamu. Belanja media tanam, bibit/ benih, sampai peralatan berkebun dan pupuk, semuanya komplit! Yuk, kunjungi webstore Golden Farm 99 Kategori Media Tanam dan dapatkan produk agrikultur berkualitas dengan harga bersahabat. Demikian jenis-jenis Media Tanam Organik dan Anorganik semoga bisa menambah wawasan teman teman semuanya ya . Terima kasih